Jakarta – Kemendiktisaintek memiliki berbagai program pemulihan bencana besar yang terjadi di Aceh-Sumatra. Salah satunya memberikan mahasiswa yang terdampak bebas pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) 1-2 semester.
Menurut Direktur Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek Fauzan Adziman, bantuan tersebut akan diberikan dalam rangka program pemulihan yang akan dilakukan pada Januari 2026.
Berikut 7 tahap pemulihan mulai Januari 2026
- Pengadaan dapur umum di berbagai kampus terdampak di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, terutama bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak
- Pengaturan UAS yang fleksibel bagi berbagai kampus atau mahasiswa berasal dari keluarga terdampak
- Pemberian pembebasan UKT 1-2 semester bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak
- Penggalangan bantuan berbagai kebutuhan mendesak yang dikirim melalui berbagai kampus di area terdampak seperti: makanan, pakaian, penjernih air bersih, pengiriman nakes, dll
- Pembentukan tim psikososial bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang terdampak. Bekerja sama dengan tim psikolog, BEM dan tenaga terlatif lainnya.
- Bantuan fasilitas untuk pembelajaran, pemulisan proses pembelajaran normal
- Pemulihan infrastruktur pembelajaran dan sosial melalui PkM berdampak.
Tahap penanggulangan darurat hingga akhir tahun 2025
Selain itu, beberapa kampus juga telah memberikan keringanan UKT dan beasiswa penuh untuk masiswa yang terdampak bencana tersebut. Seperti, UNESA, UPI, Unsoed, dan Trunojoyo Madura.
“Bahkan beasiswa hingga lulus bagi mahasiswa yang keluarganya menjadi korban,” tambah Fauzan.
Selain itu mahasiswa aktif yang terdaftar pada PDDikti juga akan menerima bantuan sebesar Rp1.250.000 per bulan atau Rp3.750.000 untuk per tiga bulan. Total anggaran Rp59 miliar untuk 15.833 mahasiswa.
“Ada tiga prioritas mahasiswa yang mendapatkan uang bantuan. Prioritas pertama mahasiswa yang tempat tinggalnya terdampak bencana alam (rusak berat atau rusak sedang) dibuktikan dengan surat pernyataan mahasiswa dan foto keadaan tempat tinggal,” ujar Fauzan.
“Prioritas kedua mahasiswa yang orang tuanya atau wali terdampak bencana alam sehingga ekonomi keluarganya terganggu. Dibuktikan dengan surat pernyataan mahasiswa dan surat dari kelurahan/desa pendapatan orang tua terdampak. Dan prioritas ketiga adalah mahasiswa dengan pertimbangan khusus dikerenakan keterbatasan/tidak ada kases untuk kembali ke tempat tinggalnya,” tambah Fauzan.
Untuk Dosen yang sedang melanjutkan studi, bantuan yang diberikan Rp4,9 miliar untuk 554 dosen. Mereka mendapatkan bantuan biaya hidup Rp4,5 juta per bulan atau Rp9 juta untuk per dua bulan.
“Ini juga ada prioritas sasaran bantuan. Bagi dosen yang sedang studi program doktor tahun 2024 (on going) dan dosen yang sedang studi di PT wilayah Prov Aceh, Sumut dan Sumbar akan mendapatkan beasiswa. Kedua, dosen yang sedang melaksanakan studi lanjutan S3 dan dosen yang belajar di luar Sumatra,” tambahnya.












