oleh

Tiga Tahun Mengabdi,Dewan harus siap dikritisi,dewan juga harus peka terhadap kebutuhan masyarakat

2017-09-03_11-06-51
Anggota DPRD Kota Dumai Periode 2014-2019

Celahkotanews.com || Dumai – Tiga tahun masa bhakti anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Dumai Periode 2014-2019 yang dilantik Pada 3 Septeber 2014 yang lalu dalam mengabdi menjadi wakil rakyat.

Berbagai suka duka dialami para anggota dewan atau wakil rakyat ini namun dalam menyikapi dinamika tersebut Mereka senantiasa menjunjung tinggi semangat kebersamaan, sehingga setiap cobaan atau tantangan dapat dilalui dengan baik, sehingga produktifitas dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Waktu terasa begitu sangat cepat, tak terasa memasuki tahun ketiga mereka menjadi Wakil rakyat mengabdi di lembaga DPRD Kota Dumai 30 anggota DPRD dilantik dan telah diambil sumpahnya di ruang paripurna. Tiga tahun yang telah berlalu tersebut sudah begitu banyak dinamika suka duka yang di alami mulai dari yang enak sampai yang tidak enak.

Berbagai harapan kita sampaikan kepada para wakil rakyat itu agar kehidupan demokrasi dan aspirasi masyarakat jauh lebih baik dari apa yang pernah kita alami di masa lalu.

Tak ada salahnya kita tetap berharap adanya perbaikan di masa kini dan mendatang. Ada beberapa harapan yang perlu kita sampaikan kepada para wakil rakyat yang terhormat yang duduk di kursi goyang dan empuk serta beruangan yang adem dan sejuk,agar nuansa kehidupan politik yang demokratis terasa lebih indah dan bermakna.

Terutama, kita berharap para wakil rakyat itu benar-benar menempatkan dirinya sebagai wakil rakyat yang bekerja sepenuh hati mewakili rakyat, bukan anggota DPRD yang haus rasa hormat.Selain itu , berbekal sumber daya manusia anggota Dewan yang jauh lebih baik.

Tentunya  harapkan ini lebih kritis lagi untuk mereka menjalankan fungsi-fungsi legislatif dari proses legislasi di parlemen,pengajuan hak-hak DPRD seperti hak inisiatif, hak angket, hak tanya, hak untuk melakukan investigasi, hak bujet, dan sebagainya benar-benar dijalankan secara akademis dan politis.

Seyigyanya pula kita tidak ingin para anggota Dewan terjerembab ke dalam kubangan politik uang.Kita juga tidak ingin kursi-kursi ruang sidang  baik sidang paripurna, sidang komisi-komisi di DPRD, rapat-rapat dengar pendapat umum, rapat-rapat panitia kerja maupun rapat-rapat panitia khusus terasa kosong sehingga menimbulkan cibiran dari masyarakat terhadap para anggota Dewan terhormat.

Ada beberapa model sistem perwakilan yang perlu dipertimbangkan para anggota Dewan. Satu hal yang pasti ialah janganlah para anggota Dewan ini mendudukkan dirinya lebih sebagai perwakilan politik partai atau kelompoknya yang menafikan perwakilan politik rakyat. Para anggota Dewan juga sepatutnya tidak menempatkan dirinya sebagai wali, yakni merasa dirinya dapat membuat keputusan terbaik bagi rakyat tanpa mereka sendiri berbicara kepada rakyat secara langsung mengenai aspirasi-aspirasi politik rakyat.

Nurani para anggota Dewan sebaiknya sesuai dengan hati nurani rakyat yang mereka wakili, bukan menempatkan kepentingan dirinya setingkat lebih tinggi daripada kepentingan rakyat. Kinerja para anggota Dewan tentunya akan terus menjadi sorotan masyarakat karena semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin ia menjadi fokus bidikan perhatian rakyat.

Rumusan mengenai ke mana arah perjalanan kota kita ke depan merupakan keniscayaan yang harus dibuat oleh para anggota Dewan periode ini karena antara 2015–2020 adalah masa dinamika politik dan ekonomi internasional yang begitu dahsyat akan berlangsung sebagai akibat dari penerapan globalisasi ekonomi internasional yang semakin membahana. Tanpa persiapan yang matang, kota kita b akan menjadi kota pecundang yang selalu kalah dalam persaingan politik dan ekonomi.

Keteguhan hati para anggota Dewan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di tengah dahsyatnya dinamika ekonomi merupakan titik awal yang baik.Namun semua ini juga harus dilakukan secara elegan tanpa membuat masyarakat menjadi ketakutan menghadapi masa depan yang sudah di depan mata. Antara para anggota Dewan dan rakyat yang memilih mereka sepatutnya tetap ada komunikasi politik yang baik karena tanpa itu harapan menuju demokrasi yang lebih matang tak akan terjadi.

Tiga tahun berjalan para wakil rakyat yang duduk di kursi empuk rakyat menyuarakan hak rakyat, kehendak rakyat, tangis rakyat apakah sudah sampai ketelinga rakyat, dan apa saja yang telah mereka perbuat untuk rakyat setelah masyarakat memilih mereka tiga tahun yang lalu sehingga mereka duduk di kursi di belakang meja rakyat.

Tak heran bagi kita ketika rapat Pari Purna suara wakil rakyat ini berdentam dentum, apakah suara itu,suara rakyat, apakah mereka lagi memperjuangkan hak rakyat atau juga menyampaikan aspirasi rakyat, dan hal ini hanya wakil rakyat yang tahu.

Mereka orang hebat, berdasi dan bersafari, mereka mengawasi apa yang di perbuat oleh negeri ini namun mereka tetap satu legislatif dan eksekutif hanya saja perbedaanya pelaksana dan pengawasan.(ckn)

Penulis : Khairul iwan

Editor : Joeyibas/CKN

Sumber : Berbagai Sumber reperensi

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.