Pernyataan Anggota DPR-RI Edi Simbolon konsep demokrasi ala melayu tidak punya idealisme terus mendapat kecaman. LAM menilai ucapan dewan itu bermuatan SARA.
Celahkotanews.com || PEKANBARU – Pernyataan Effendi Simbolon, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP bahwa demokrasi tanpa idealisme adalah ‘demokrasi ala Melayu’ meresahkan banyak pihak di Riau, terutama di kalangan orang-orang Melayu.
“Pernyataan yang dimuat salah satu media online itu melecehkan budaya Melayu”, kata budayawan Al azhar yang juga adalah Ketua Umum DPH Lembaga Adat Melayu Riau, Kamis (11/2/16).
“Mengaitkan hal-hal negatif dengan etnik tertentu (stigma etnisitas) adalah salah satu cara kolonial untuk memecah-belah dan menciptakan konflik di nusantara ini”, lanjut Al Azhar.
Dalam konteks masa kini, menurut Al azhar, pernyataan Efendi Simbolon itu jelas bermuatan SARA. Oleh karena itu, Al Azhar berharap Efendi Simbolon hanya salah-ucap, dan segera minta maaf secara terbuka, bukan hanya kepada orang Melayu, tapi juga kepada semua komponen bangsa di Indonesia ini.
“Namun, bila ucapan itu lahir dari anggapan laten yang tertanam di benaknya, maka Efendi Simbolon patut dianggap sebagai musuh yang harus disingkirkan demi keutuhan bangsa”, tambah Al Azhar. Mahasiswa asal Pelalawan datangi LAMR
Reaksi-reaksi keras terhadap pernyataan Effendi Simbolon tersebut mulai marak di Riau dan Kepulauan Riau.
Petang Kamis (11 Februari 2016), belasan wakil mahasiswa asal Pelalawan mendatangi LAMR untuk menyampaikan perasaan terhina mereka. Dipimpin oleh Fikra, yang juga adalah Presiden Mahasiswa Universitas Islam Riau, mereka menyatakan akan melakukan semua cara sampai Efendi Simbolon menarik ucapannya yang menghina etnik Melayu itu, dan meminta maaf secara terbuka menurut adat-budaya Melayu Riau.
Dalam kunjungan itu mereka juga menyampaikan harapan LAMR mendukung mereka. Al Azhar dan beberapa pengurus LAMR yang hadir dalam pertemuan itu memberikan apresiasi dan menyatakan mendukung setiap upaya yang dilakukan anak-anak watan untuk membela marwah, harkat, dan martabat Melayu.(net)








1 komentar