celahkotaNEWS.com || DUMAI – Senja itu langit terlihat murung,suasana awan hitam pun terlihat menyelubungi langit,angin yang bertiup cukup kencang namun sepasang mata tetap terpaku tak berkedip melihat langit yang sebentar akan menurunkan hujan.
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin yang mengoyangnya dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja,tanpa ada perlawanan bahkan tidak terbersit untuk membalas namun ia tetap mengikhlaskan semua yang terjadi.
Daun tahu angin berhembus sebenarnya tidak untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya. Angin risau dan gemerisik pepohonan mengiringi hujan jatuh di beranda bumi,hingga membuat rerumputan mengigil memeluk malam yang sunyi.
Sekumpulan angin yang berbisik di antara guguran daun sambaran kilat sesekali membuat pohonbyerlihat berdiri kokoh, nyanyian mistis tetes hujan seakan mengalun menyambut malam yang tiada warna,jika aku pernah mendengnya menagapa engkau pula yang bernari.
Hai pohon janganlah engkau berdiri kokoh di atas kepentingan orang lain,angin dan hujan selalu membantumu,untuk menyuburkan akar-akarmu serta memberikan warna didedaunan yang ada di setiap dedahan.
Hei janganlah engakau terlalu angkuh seolah engakau bisa membuat semuanya bisa ingat,gunung yang tinggi,besar,luas, dan gagah perkasapun tidak pernah bangga lalu kenapa engkau yang hanya sejentiknya berani sombong malula sama gunung.
Pohon bisa saja menurunkan daun tersebut biasa dilakukan karena tak ingin banyak membuang waktu guna beradu mulut,sudah hebatkah dirimu berteriak ditengah terik mata hari,atau sekedar mencari panggung yang kini mulai tak berirama.
Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri.Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.
Angin kembali mereda,setalah dedaunan yang ada di pohon mulai jatuh namun sekali lagi daun tidak pernah marah apa yang dilakukan angian,dan daun pun tidak pernah berkata bahwa angin telah menyerobot atau menguasai pohon karena daun tahu dia bergantung pada dahan yang benar,tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang,tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan,biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya,biarkan angin merengkuhnya,membawa pergi entah kemana.
Mungkin saja kau tidak menyadari setiap pucuk perasaan itu,tumbuh satu langsung kau pangkas,bersemi satu langsung kau injak,menyeruak satu langsung kau cabut kau hujat kau demi tanpa ampun,seolah kau yang paling hebat? Kau tak pernah tahu bahwa langit yang tinggi dia tidak pernah mengatakan dia tinggi laut yang luat yang luas dia juga tak pernah mengatakan dia luas,namun kau selalu menghujat seoalh semua kebijakan semua orang itu salah,sombong.
Sebenarnya kau malu mengakuinya walau sedang sendiri kau lupa, siapa dirimu sebenarnya kau juga tak bisa menjadi dewa semakin kau tikam, dia tumbuh dua kali lipatnya,semakin kau injak, helai daun barunya semakin banyak.
Kebijakan laksana cahaya,ia akan mencerahkan daun-daun pemikiramu,dan mengukuhkan akar pemikiranmu,serta memgukuh akar karaktermu,jadilah cahaya walau tak tersentuh,selalu menerangi,jadilah angin tak tampak meskipun memberikan kesejukan dan jadilah sahabat sejati walau tak bersama menjalani hari,(ckn).
Sumber : Berbagai Sumber
Foto : ilustrasi internet








Wow!! I’m honestly amazed by how good this was!