oleh

Siapa Sangka! Sudah 138,95 hektar Luas lahan Terbakar

celahkotaNEWS.com || DUMAI – Masih teringat jelas kebakaran hutan yang terjadi di Riau beberapa bulan silam. Dampaknya pun terasa tidak hanya di Riau saja, wilayah Kalimantan pun juga terkena imbasnya, bahkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia pun ikut terkena imbasnya.

Semua kegiatan ekonomi mulai dari proses produksi, kegiatan perdagangan, kegiatan transportasi termasuk kegiatan aviasi (penerbangan), maupun pendidikan dihentikan sementara. Faktor kesehatan dan faktor keselamatan menjadi faktor utama terhentinya semua kegiatan ekonomi akibat adanya kabut asap.

Sementara itu Kota Dumai tahun ini memang bebas asap,namun siapa sangka jumlah luas lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga Oktober 2020 telah mencapai 138,95 hektar.Luas lahan yang terbakar tersebut memang cukup jauh jika dibandingkan pada 2019 lalu  dengan luas lahan 355 hektar.

“Alhamdulillah tahun ini, memang tidak ada bencana kabut asap, Karhutla bisa di atasi dengan baik oleh tim Satgas,” ujar Kepala BPBD Kota Dumai, Afri Lagan.

Ia menjelaskan lahan paling luas terbakar berada di Kecamatan Sungai Sembilan dengan luas 90,8 hektar, selanjutnya Kecamatan Medang Kampai dengan luas lahan 21,35 hektar, Dumai Barat 14,5 hektar, Dumai Timur 6,3 hektar, Dumai Selatan 5 hektar dan Bukit Kapur 1 Hektar. “Lahan terbakar memang masih luas, namun jika dibandingkan dengan tahun lalu jauh lebih kecil,” sebutnya.

Ia mengatakan keberhasilan mengatasi Karhutla ini berkat kerjasama semua pihak baik dari tim Satgas Karhutla maupun masyarakat. “Selain itu, adanya faktor dari kuasa Allah yang menurunkan hujan, dan kemarau tidak panjang sesuai dengan prediksi BMKG,” tuturnya.

Kendati demikian, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kota Dumai agar tidak membuka Lahan dengan cara membakar. “Lahan terbakar memang semua lahan gambut, lahan gambut ini akan cepat terbakar jika beberapa hari saja panas, ini harus di jaga,” sebutnya.

Ia mengatakan pihaknya tetap berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada lagi titik Karhutla di Kota Dumai. “Membangun kesadaran masyarakat itu yang paling penting, kami juga meminta kepada masyarakat agar segera melaporkan kepada pihaknya jika melihat ada lahan yang terbakar,” ujarnya.

Meskipun kebakaran hutan bisa terjadi karena faktor alam, namun kebanyakan kebakaran hutan terjadi karena ulah manusia itu sendiri. Misalnya untuk membuka lahan perkebunan yang nantinya bisa memberikan keuntungan bagi sebagian pihak. Bahkan jika di dekat hutan terdapat lahan gambut, lahan gambut bisa menjadi pemicu kebakaran hutan.

Sudah saatnya untuk berpikir lebih bijak sebelum membakar hutan demi kepentingan pribadi atau kelompok. Bukan hanya lingkungan saja yang terkena dampaknya, namun kehidupan lainnya juga ikut terkena dampaknya. Hutan yang harusnya berfungsi sebagai paru-paru dunia tidak menjalankan fungsinya dengan semestinaya.(ckn)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 komentar