Jakarta, Indonesia dan Jepang sepakat mendorong penyelesaian proses ratifikasi Protokol Perubahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) sehingga dapat diimplementasikan pada 2025. Protokol Perubahan IJEPA ditandatangani pada 8 Agustus 2024.
Hal tersebut mengemuka pada pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Yoji Muto. Pertemuan bilateral tersebut berlangsung pada Kamis (14/11/2024) di Lima, Peru, di sela APEC Economic Leaders’ Week (AELW) 2024. Dalam pertemuan tersebut Mendag Budi didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono.
“Pada pertemuan bilateral ini, kedua negara sepakat mendorong penyelesaian ratifikasi Protokol Perubahan IJEPA. Proses ratifikasi saat ini sudah berjalan di kedua negara dengan target implementasi pada 2025,” ujar Mendag Budi pada keterangan resmi Kemendag yang diterima, Jumat (15/11/2024).
Protokol Perubahan IJEPA merupakan amendemen serta peningkatan komitmen IJEPA yang telah diberlakukan sejak tahun 2008. Cakupan Protokol Perubahan IJEPA meliputi bab Perdagangan Barang, Perdagangan Jasa, Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (E-Commerce), Perpindahan Orang Perseorangan (Movement of Natural Persons/MNP), Kerja Sama, Kekayaan Intelektual, serta Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Indonesia selaku Ketua Negara Anggota ASEAN dan Jepang sebagai ketua dari pihak negara mitra ASEAN akan memimpin bersama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) pada 2025. “Indonesia berharap kerja sama dan kolaborasi yang baik dengan Jepang untuk keketuaan bersama RCEP pada 2025,” jelas Mendag Budi.
Ia mengungkapkan, RCEP Support Unit (RSU) yang berlokasi di Sekretariat ASEAN, Jakarta akan diresmikan pada 9 Desember 2024 mendatang. Mendag Budi berharap, implementasi RCEP dapat berjalan lebih efektif dan efisien untuk berkontribusi pada integrasi ekonomi di kawasan secara keseluruhan.
Tahun depan Jepang akan menggelar World Expo Osaka 2025. Mendag Budi mengatakan, Indonesia menyambut baik pelaksanaan World Expo Osaka 2025 dengan berpartisipasi melalui Paviliun Indonesia.
Selain itu, Mendag Budi mendorong seluruh ekonomi APEC untuk mendukung sistem perdagangan multilateral. “Dengan sistem perdagangan multilateral, perdagangan global dapat menjadi inklusif bagi semua orang,” ujar Mendag Budi.
Sementara itu, Jepang mengungkapkan akan menggelar lokakarya niaga elektronik pada 2025. Jepang berharap Indonesia dapat berpartisipasi pada lokakarya tersebut.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Jepang
Pada Januari–September 2024, total perdagangan Indonesia-Jepang tercatat sebesar USD26,40 miliar. Ekspor Indonesia ke Jepang sebesar USD15,77 miliar dan impor Indonesia dari Jepang sebesar USD10,62 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus perdagangan terhadap Jepang sebesar USD 5,15 miliar. Pada 2023, total perdagangan Indonesia-Jepang tercatat sebesar USD37,30 miliar. Ekspor Indonesia ke Jepang sebesar USD20,79 miliar dan impor Indonesia dari Jepang sebesar USD16,52 miliar.
Pada tahun 2023, Jepang merupakan negara mitra dagang ke-3 tujuan ekspor dan asal impor bagi Indonesia. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang yaitu batu bara, bijih tembaga, nikel, limbah logam, dan inti sawit. Sedangkan komoditas impor utama Indonesia dari Jepang, yaitu billet besi, kendaraan bermotor, tembaga, sekop mesin, dan kotak perlengkapan.
Investasi Jepang di Indonesia pada 2023 mencapai USD 4,6 miliar. Nilai ini meningkat 30,2 persen dibandingkan tahun 2022.