oleh

MB RORO Dumai – Rupat Rusak lima Jam Kendaran Dan Penumpang Baru Dievakuasi

celahkotaNEWS.com || DUMAI – Sebuah Truk pengangkut Kelapa Sawit dari Pulau Rupat hampir nyungsep di pelabuhan roll on roll off (Roro) Bandar Sri Junjungan akibat Mobile Bridge (MB) Roro Dumai – Rupat mengalami kerusakan pada Rabu (9/9/2020).

Bagian belakang truk tersangkut di Ramp Door kapal Roro, akibatnya truk memaksa turun dari Roro dan oleng, beruntung sang sopir sigap mengendalikan truknya dan bisa berhenti seketika di atas jeti dermaga Roro.

Namun sang sopir harus merelakan bamper belakang truk tersangkut di Ramp Door Kapal Roro, dan penyok akibat menghantam Ramp Door Roro yang terbuat dari besi.

Namun sangat di sayangkan Petugas dari Dinas Perhubungan Provinsi Riau maupun Kota Dumai tidak terlihat dilokasi saat kejadian. Semua masalah yang terjadi diatasi oleh ABK Kapal dan para penumpang itu sendiri yang diarahkan oleh kasi keselamatan berlayar KSOP I Dumai Capt. Yuzirwan, M.MAR

Kasi Keselamatan Pelayaran, Capt. Yuzirwan, M.MAR turun langsung kelapangan untuk meninjau lokasi kejadian.

Terlihat memimpin langsung proses evakuasi mobil-mobil yang terkurung di dalam kapal Roro selama lima jam sejak Pukul 07.30 hingga Pukul 12.30 WIB. Puluhan kendaraan bisa keluar setelah air laut mulai surut serta ramdor kapal dan MB (mobile bridge) tersebut di tambah penyangga agar kendaraan diatas kapal tidak tersangkut.

Kepada wartawan Kabid Keselamatan Berlayar KSOP Dumai, Supriyono didampingi Capt. Yuzirwan memebanarkan MB Roro Dumai – Rupat mengalami kerusakan.

” Memang benar MB Roro Dumai – Rupat mengalami kerusakan. Akibatnya kendaraan yang diangkut oleh kapal tersebut tidak bisa keluar dari kapal,” Katanya

Kita sudah berkoordinasi dengan semua pihak, agar kerusakan MB segera diperbaiki agar kelancaran aktifitas masyarakat dumai -rupat atau sebaliknya tidak terganggu.

Sementara, Capt. Yuzirwan menyayangkan, Nahkoda Kapal Ro-Ro saat kejadian tersebut tidak berada diatas kapal (tidak ikut berlayar)

..”Nakhoda itu adalah pemimpin tertinggi diatas kapal dan bertanggung jawab penuh terhadap kapal, muatan serta orang yang berada diatas kapal tersebut kami sayangkan saat kejadian Nahkoda tidak ada ditempat, ini jelas melanggar SOP,” kata Capt. Yuzirwan

Lanjutnya, informasi yang kami terima, Nahkoda kapal sudah tidak berada ditempat sejak kapal berlayar dari Rupat menuju Dumai, kapal dibawa oleh Mualim. Tegasnya.

“Kami (KSOP) akan memanggil management KMP Swarna Dharma untuk dimintai penjelasannya terkait kejadian itu, karena secara aturan jelas melanggar, sebab Nahkoda bertanggung jawab terhadap apapun kejadian di atas kapal, Nanti akan kita beri sanksi administrasi dan menegur management perusahaan KMP Swarna Dharma agar hal itu tidak terjadi lagi,” ungkapnya.

Dan kasihan masyarakat, pengguna jasa Roro, mereka menunggu sejak pukul 08.00 hingga tengah hari baru bisa keluar dari kapal Roro.

Jika dilihat dari segi kerusakannya, memang, ini kerusakan kecil, namun Nahkoda itu harus berada di kapal saat ada kejadian sekecil apapun.

Dan akibat kerusakan tersebut, lanjut Capt. Yuzirwan pergerakan kapal juga mengalami delay hingga enam jam.

Salah satu pengguna jasa Roro mengaku kecewa. “Kalau boleh jujur Kami sangat kecewa, sebab penanganannya lambat, kami menunggu 5 jam didalam Roro sampai bisa keluar,” kata Sarwadi warga Rupat

Dijelaskannya, Roro yang ditumpangi merupakan Roro trip pertama yang berangkat dari Rupat sekitar Pukul 07.30 WIB, baru tiba di Dumai sekitar Pukul 08.00 WIB.

“Saat bersandar Mobile Bridge dermaga Roro mengalami kerusakan, seharusnya petugas segera memperbaikinya, jam 12 tengah hari baru mulai diperbaiki,” ungkapnya Kesal.

pantauan dilapangan juga tidak terlihat hadirnya petugas dari Dishub Provinsi Riau dan Dinas Perhubungan Kota Dumai saat kejadian.

“Dilokasi kejadian kami tidak melihat petugas Dinas Perhubungan Provinsi Riau maupun Kota Dumai. Kejadian ini sebenarnya bisa berakibat fatal terhadap kendaraan yang mereka angkut dari Rupat karena ini merupakan pelabuhan yang dibangun oleh pemerintah provinsi dan diawasi oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kota dumai.

Seharusnya, ada pejabat yang bertanggung jawab dan petugas dari Dishub Provinsi maupun Kota berada ditempat. Jika tidak dikoordinir dengan baik, bisa-bisa kendaraan nyungsep dan mengalami kerusakan. Harapan kami kejadian ini tidak terulang lagi dan pihak terkait bisa lebih menigkatkan kinerja nya guna menuju kerjasama yang akan dilakukan oleh pemerintah indonesia dan malaysia.

Kalau saat ini yang dilimpahkan wewenang sudah tidak acuh bagaimana menyongsong terciptanya kerjasama untuk membangun sarana transportasi dumai ( indonesia ) – malaysia bisa berjalan dengan baik. Pungkasnya.(ckn)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.