oleh

Ikatan Dokter Indonesia Usul Jam Kerja Dokter Enam Jam dalam Sehari

Jakarta – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengusulkan kepada Pemerintah membuat regulasi baru terkait pengurangan jam kerja dokter 6 jam dalam sehari di tengah pandemi corona.

“Kami usulkan minimal ada empat besar usulan,” kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng Mohammad Faqih dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Selasa (1/9) malam.

“Salah satunya, mohon seluruh RS menjadwalkan jam kerja dokter. Kami usulkan 6 jam sehari, supaya tidak capek dan tidak terpapar lama dengan pasien,” imbuhnya.

Kemudian yang kedua, Daeng meminta Pemerintah untuk memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) selalu terpenuhi dengan baik. Menurutnya, APD merupakan bahan habis pakai yang menjadi kebutuhan primer para tenaga kesehatan saat ini.

“Masih ada kekurangan yang kita dengar dari kawan di lapangan, masker N95 kadang masih mencari sendiri,” ujar Daeng.

Ketiga, IDI juga meminta regulasi yang mengatur dokter yang memiliki komorbid ataupun berusia 60 tahun keatas, untuk sebaiknya tidak praktik terlebih dahulu. Namun jika memang terpaksa harus menjalani praktik, maka harus ada pembatasan yang ketat, baik dalam jam maupun protokol kesehatannya.

Keempat, IDI juga berharap Pemerintah dapat memfasilitasi pemeriksaan kesehatan rutin kepada seluruh tenaga kesehatan di Indonesia, guna memastikan kondisinya baik setiap saat.

“Karena kalau diperiksa rutin, maka petugas kesehatan bisa terpantau keadaannya,” tuturnya.

Dihubungi terpisah, Humas IDI Halik Malik menyebut keadaan pandemi ini membuat dokter banyak yang bekerja lebih dari jam kerja idealnya. Halik mengatakan, sewajarnya dokter bekerja selama 6-8 jam per harinya.

“Masih banyak dokter yang bekerja overtime, kalau mengacu pada UU tenaga kerja kan idealnya kan bekerja 40 jam seminggu,” kata Halik saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (2/9).

Oleh sebab itu, IDI menilai perlu ada regulasi baru terkait kepastian jam kerja dokter di tengah pandemi ini. Hal itu bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terburuk tenaga kesehatan jatuh sakit.

Selain itu, menurut Halik selama ini jam kerja lebih pada dokter, baik sebelum atau saat pandemi ini, disebabkan karena sistem kerja yang variatif tergantung profesi, serta sebaran dokter yang belum ideal di Tanah Air.

BPS sendiri mencatat jumlah dokter di Indonesia pada 2019 sebanyak 81.011 orang. Sebaran terbanyak terpusat di Pulau Jawa yakni DKI Jakarta 11.365 orang, Jawa Timur 10.802, Jawa Tengah 9.747, dan Jawa Barat 8.771.

“Masih banyak dokter yang harus bertugas di beberapa tempat sekaligus, bahkan bekerja di malam hari,” ujar Halik.

Sumber : CNNIndonesia.com

Ilustrasi dokter menghadapi virus corona. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.