oleh

Zulkifi AS Bangga Posyandu Kenanga Wakili Riau, Penilaian Posyandu Tingkat Nasional

CelahkotaNEWS.com || DumaiĀ – Walikota Dumai, Drs Zulkifli As Msi atas nama pribadi dan mewakili Pemerintah Kota Dumai merasa bangga serta menyambut gembira dan memberikan dukungan serta apresiasi yang tinggi atas terpilihnya Posyandu Kenanga untuk mewakili Provinsi Riau dalam penilaian Posyandu tingkat Nasional.

Dalam sambutannya pada kegiatan penilaian Posyandu tingkat nasional di Posyandu Kenanga, Kelurahan Bagan Besar pada Senin (2/4/2018). Beliau menyampaikan bahwasanya dari 196 Posyandu balita yang tersebar di 33 Kelurahan, posyandu kenanga berkesempatan mewakili Provinsi Riau bersama program unggulannya yakni kelompok Nenek Asiek.

Walikota Dumai, Drs Zulkifli As Msi saat membuka kegiatan penilaian Posyandu Kenanga yang mewakili Provinsi Riau dalam penilaian Posyandu tingkat nasional.

Program Nenek Asiek sendiri merupakan sebuah program kegiatan Nenek yang mendukung Asi Ekslusif. Dimana program ini di bangun atas insiatif dari para penggerak posyandu yakni para kader masyarakat dan petugas kesehatan yang melihat banyaknya bayi yang usianya belum mencapai usia 6 bulan gagal mendapatkan Asi Ekslusif terutama di daerah Kelurahan Bagan Besar ini.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya Nenek yang memberikan makanan kepada sang bayi Padahal pemberian makanan pada bayi sebelum berusia 6 bulan akan mengganggu sistem pencernaan pada bayi.

Kegiatan Nenek Asiek ini diantaranya memberikan pengetahuan kepada nenek tentang pentingnya asi eksklusif sehingga keberadaan nenek akan mendukung tercapainya Asi Ekslusif bagi bayi.

“Kami berharap kegiatan hari ini dapat berjalan dengan lancar. Dan kepada Tim Penilai atau Dewan Juri agar memberikan kritik dan saran kepada kami, agar kedepannya Posyandu Kenanga menjadi Posyandu yang lebih baik dan menjadi bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama bagi masyarakat Dumai,” ujar Zul As.

Walikota Dumai, Drs Zulkifli As Msi saat membuka kegiatan penilaian Posyandu Kenanga yang mewakili Provinsi Riau dalam penilaian Posyandu tingkat nasional.

Sebagaimana kita ketahui bersama, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) telah dibentuk pemerintah sejak tahun 1986. Pada awal berdirinya, Posyandu dibentuk sebagai upaya perbaikan gizi masyarakat terutama bayi dan balita dengan mengadakan penimbangan serta pemberian makanan tambahan setiap sebulan sekali.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan ini berkembang tidak hanya untuk kegiatan penimbangan saja, tetapi juga kegiatan lainnya seperti pelayanan KB, penyuluhan kesehatan, dan lain sebagainya.

Posyandu merupakan salah satu kegiatan utama dari Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terutama TP PKK Kelurahan. PKK sebagai gerakan pemberdayaan wanita, memiliki peranan besar dalam membina, membentuk dan membangun keluarga sejahtera.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam sebuah masyarakat, namun dampaknya bagi pembangunan sangatlah besar. Ketika sebuah keluarga sejahtera maka rasa aman, damai serta keharmonisan dalam bermasyarakat akan lebih baik sehingga dapat menunjang kemajuan ekonomi serta pembangunan pada suatu daerah.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, Angka Stunting di Indonesia mencapai angka 37 persen atau sekitar 9 juta balita mengalami stunting.

Stunting sendiri adalah keadaan tubuh yang sangat pendek, dilihat dengan standar baku WHO MGRS (Multicentre Growth Reference Study). Stunting terjadi karena asupan gizi yang kurang, pola asuh dan masalah kesehatan lingkungan. Akibat dari stunting adalah terhambatnya perkembangan otak dan fisik, rentan terhadap penyakit, ketika dewasa mudah menderita kegemukan sehingga rentan terhadap penyakit tidak menular, serta sulit berprestasi sehingga daya saing individu rendah. Bila balita banyak menderita stunting tentu saja akan mengancam kualitas SDM generasi masa depan bangsa ini.

Untuk itu, Posyandu memiliki peranan besar dalam mencegah terjadinya stunting karena salah satu kegiatan di Posyandu adalah memantau statu gizi balita.

Di Kota Dumai, terdapat 196 Posyandu balita yang tersebar di 33 Kelurahan. Posyandu ini terdiri 193 posyandu dengan strata Mandiri dan 3 Posyandu berstrata Purnama. Posyandu di Kota Dumai berjalan karena adanya kerja sama yang baik antara Tim Penggerak PKK, kader kesehatan, Puskesmas dan masyarakat setempat.

“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam mewujudkan Posyandu yang aktif dan memberikan manfaat yang besar bagi warga sekitar,” tambah Walikota Dumai.

Penilaian Posyandu tingkat nasional dilaksanakan oleh tim juri yang terdiri dari TP PKK pusat dan TP PKK Provinsi Riau serta tim yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau di Kota Dumai Khususnya di Kelurahan Bagan Besar ini.(infotorial)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.