Celahkotanews.com || SIAK – Kabupaten Siak semakin tampak bersolek. Pinggiran Sungai Siak yang membelah Kecamatan Siak dengan Kecamatan Mempura kini terang benderang seperti kota kembar yang dihubungkan dengan jembatan megah Tengku Agung Sultanah Latifah.
Kemegahan pinggiran Sungai Siak, baik di sisi Kecamatan Siak maupun di bagian Kecamatan Mempura karena pembangunan berbagai fasilitas umum berkonsep Melayu modern.
Di bagian Kecamatan Siak, selain diagungkan oleh istana peninggalan kesultanan Siak, Masjid Syahabuddin dan jejeran rumah pecinan, juga di megahkan oleh berbagai taman dan tempat bersantai. Konsep pembangunan tampak seimbang antara ciri ornamen Melayu dengan selera modernitas kawula muda.
Kini, pinggiran Sungai Siak bagian Mempura tak kalah mentereng. Selain ada jembatan megah di kawasan Benteng Hilir juga sedang dibangun jembatan kupu-kupu.
Satu yang paling menakjubkan adalah bangunan gedung daerah. Gedung serba fungsi ini hanya berjarak kurang lebih 1 KM dari kantor Bupati Siak.
Gedung dengan luas 1600 m2 dan tinggi 20 meter itu dibangun berbentuk combol. Model ini bagian dari Tepak Sirih, merupakan salah satu ornamen Melayu dalam menyambut tamu.
Hebatnya, sisi atap berbentuk dom atau kubah yang dihiasi bando pelangi. Pelangi itu direkayasa menggunakan lampu dari listrik yang warnanya beeganti setiap saat.
Kelap kelip pelangi yang memantul ke peemukaan Sungai Siak, sungguh menjadi pemandangan yang menakjubkan di malam hari. Rencananya, lampu-lampu dan pelangi itu bakal dinyalakan setiap malam. Sebab, bangunan-bangunan gedung juga didesain untuk menunjang Siak menjadi deatinasi wisata di Sumatra.
Meskipun sudah terlihat menawan, namun pembangunan gedung daerah termegah di Provinsi Riau itu belum selesai. Penyelesaiannya di tahun 2016, sehingga dapat difungsikan sekitar bulan Agustus 2016 mendatang.
Pemerintah bakal menyewakan pemakaian gedung megah itu secara luas. Bisa dimanfaatkan untuk kegiatan nasional, seperti musyawarah, kongres seminar, wisuda dan kegiatan lainnya. Tak heran bila kapasitas yang disediakan mencapai 3000 kursi.
Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Siak Irfing Kahar sudah menguji coba pencahayaan dan pelangi pada gedung itu, Rabu (30/12/215) malam.
Hasilnya dianggap sudah lumayan baik, namun masih harus dimaksimalkan. Komposisi warna pelangi pada pencahayaanya diatur sedemikian rupa supaya satu warna tidak membias atau mendominasi warna lainnya.
“Pembangunan gedung ini tiga tahap dimulai sejak 2014, 2015 dan tahap ketiga tahun 2016. Total anggarannya mencapai Rp 140 miliar yang dikerjakan oleh PT Utama Karya,” kata dia kala berbincang dengan awak media, kemarin.
Ia menjelaskan, untuk tahap awal Pemkab Siak menganggarkan Rp 57 miliar. Tahap kedua sebesar Rp 37 miliar dan tahap ketiga nanti dianggarkan sebesar Rp 45 miliar. Untuk pembangunan dan konstruksi sudah kelar. Tinggal lagi tahap ketiga yakni mecanical elektrikal, sound system, kursi, jalan akses, lingkungan dan taman.
“Ruangan aula bundar, dengan komposisi kursi memakai tribun. Sehinga sangat efektif untuk kegiatan-kegiatan yang melibatkan 3000 orang,” jelas dia.
Sementara itu, Bupati Siak Syamsuar mengatakan, konsep pembangunan benar-benar penunjang bagi Siak sebagai daerah wisata. Sehingga, cita-citanya membangun kota kembar antara Siak dan Mempura dapat terwujud.
“Konsep pembangunan yang kita usung ini juga sesuai arahan Bapak Presiden. Karena, Pak presiden meminta masing-masing kepala daerah harus punya innovasi untuk membangun daerahnya. Kita sebenarnya sudah memulai innovasi itu. Wisata sebagai masa depan Siak harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata dia.(tb)
Komentar ditutup.