
Celahkotanews.com || Dumai – Air bersih merupakan salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi dan memenuhi berbagai kebutuhan lainnya.
Namun apa jadinya jika sebuah kota yang kaya sumber daya isi buminya, tapi tidak dapat melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang berada disekitarnya? Berikut hasil penelusuran di Kota Dumai yang juga mengalami krisis air bersih.
Wilayah Kota Dumai yang beriklim tropis dengan curah hujan diantara 100-300 centi meter (cm) dan suhu udara berkisar 24-33 derajad Celcius tidak cukup menjamin kebersihan air di kota itu karena kondisi tanahnya rawa bergambut. Untuk mendapatkan sumber air bersih, masyarakat harus antre di beberapa tempat penyediaan air bersih dengan jatah dua drigen 50 liter per Kepala Keluarga (KK).
Dengan alasan ketidak sabaran, beberapa warga lebih memilih untuk membelinya pada makelar air bersih yang berkeliling di Kota Dumai.
“Kami berharap pemerintah cepat mengambil langkah dan upaya untuk menanggulangi krisis air bersih ini. Masyarakat sudah menggantungkan harapan sejak lama sama pemerintah, tapi semuanya hanya janji, dan sampai sekarang belum kunjung terbukti,” ungkap Malik, seorang warga yang ditemui di Kota Dumai.
Sejak diresmikan sebagai kota pada tanggal 20 April 1999 lalu dengan diperkuat oleh Undang-Undang (UU) Nomor 16 tahun 1999 yang dibentuk secara bersamaan, masyarakat Kota Dumai telah menggantungkan harapan terhadap walikota selaku pucuk pimpinan negeri.
Namun sepuluh tahun sudah berlalu, kursi pucuk pimpinan negeri kembali diperebutkan oleh 5 kandidat. Janji surga pun terlontarkan dari masing-masing kandidat, termasuk pengadaan air bersih gratis terhadap masyarakat yang sampai saat ini masih terus mengalami kendala pada penyambungan instalasi pipanya.
Penyambungan pipa proyek air bersih di Kota Dumai konon kabarnya sudah selesai 1.000 sambungan instalasi yang mengarah ke rumah warga dari target 5.000 sambungan yang dijanjikan pemerintah sebelumnya.
Apakah janji itu akan terlaksana..? Hasil wawancara terhadap warga menyimpulkan sebuah harapan yang masih tertanam dalam benak mereka.
Seperti yang dikatakan Giyem (50), seorang warga Dumai yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang sayur di pasar tradisional Dock Kota Dumai. Menurutnya, pembangunan air bersih terus dinantinya sejak lima tahun lalu, saat seorang kandidat bakal calon Wali Kota Dumai mengutarakan janji dalam kampanye terbukanya.
“Kebanyakan Calon Wali Kota berjanji air bersih akan segera masuk kepemukiman warga dalam target kerja seratus harinya apabila terpilih sebagai Wali Kota,” ungkapnya seraya menyesalkan tindakan wali kota terpilih itu.
Ia mengakui memberikan suaranya secara tulus untuk kandidat yang terpilih itu demi mendapat air bersih seperti yang dijanjikannya. Tapi sampai sekarang, sudah berjalan 10 tahun, masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih, termasuk dirinya.
Kini, janji itu kebali muncul dipermukaan masyarakat Kota Dumai saat pencalonan pilkada 2015. Namun Giem, seorang wanita bertubuh datar dengan kulit wajah yang dipenuhi dengan garis kriput, mengaku kecewa dan memilih untuk diam saat ditanya harapan mendapatkan air bersih di rumahnya yang berjarak sekitar enam kilometer dari pusat kota.
Wilayah huniannya itu bernama Bukit Timah, sebuah wilayah yang penataan jalannya masih terisolir, sehingga untuk menjangkau rumah Giem, harus melalui medan yang becek saat hujan, dan berdebu saat kemarau.
“Mendapatkan air bersih tampaknya tetap menjadi impian kami yang berkepanjangan,” ungkap Giem.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Dumai kala itu H Joni Amdani mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan penghitungan aset pada proyek pengadaan air bersih yang terhenti pekerjaannya sejauh ini.
Dari hasil penghitungan aset yang dilakukan pihaknya, total aset keseluruhan yang sudah terbenam dalam proyek tersebut diperkirakan sebesar Rp 146 miliar. Selanjutnya, DPU akan melaksanakan beberapa langkah yang telah dan sedang dilakukan berkaitan dengan berbagai material yang telah dibenam dalam proyek penyediaan air bersih itu.
“Kita telah melakukan penghitungan keseluruhan aset dalam proyek tersebut. Penghitungan aset ini dilakukan oleh konsultan,” kata Joni.
Sejauh ini juga dari target yang yang di pasang oleh direktur PDAM dumai bersemai pada 2014 lalu,sunguh jauh dari harapan masyrakat kota dumai mimpi untuk memproses air bersih tetap menjadi momok di tengah masyrakat kota dumai.(one*1)
Komentar ditutup.