oleh

Mendadak : Ladies Night di Tempat Hiburan Malam Kian Sepi

celahkotaNEWS.com ||PEKANBARU –  Sepekan lebih dilakukan liputan khusus Investigative News dengan menerapkan metode undercover terhadap kehidupam malam yang aneh-aneh di Kota “Mada Ini” Pekanbaru Riau berhasil didapat data bahwa tempat hiburan malam saat “Ladies Night) Kamis malam tadi (24/1/2019) wanita malamnya mulai sepi. Mereka takut dirazia, ditangkap dan akhirnya laki-laki yang mau aneh-aneh di tempat hiburan malam itu juga khawatir dan urung ikut pesta “Ladies Night” malam tadi.

“Ya, saya di atas sekarang bang sepi wanita malamnya,” kata tim siluman malam yang beberapa tahun lalu berhasil menyergap laptop ilegal Tongseng di Simpangbingung Rumbai Pekanbaru bersama ujung tombak aparat hukum berwenang.

Teknik investigative news dengan cara undercover ini dianjurkan dilakukan oleh Tim Penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dari Dewan Pers saat menguji mana wartawan profesional mana yang abal-abal pada 14-15 Desember 2018 lalu di Kota Dumai.

Tim penguji menasihati apabila di suatu tempat kota atau daerah apapun di Indonesia ini ada yang tak sesuai dengan aturan tapi tetap berjalan maka naluri wartawan yang benar-benar wartawan harus bangkit. Kalau tidak jangan jadi wartawan.

Soal-soal UKW yang diberikan tim penguji (asesor) Dewan Pers terhadap wartawan yang diuji (asesi) culup beragam dan rumit dan harus dijawab secepat kilat bak gerakan Kopassus yang terlatih karena waktu yang disediakan singkat terbatas. Di sinilah diuji mana wartawan “kopassus” mana yang wartawan lambat menyelesaikan soal-soal yang diberikan tim asesor Dewan Pers.

Operasi Investigative News pola undercover tetap dikomandoi satu komandan di singgasana dan menurunkan tim bayangan, agen siluman baik supir malam, LSM jaringan agen sayap, dan lain-lain jadi tidak mutlak 100 persen wartawan. Informen, warga juga dilibatkan tempat menggali informasi, termasuk tukang parkir yang tiap malam memantau orang datang dan pergi di tempat objek sasaran operasi undercover investigative news seperti diajarkan asesor Dewan Pers.

Setelah berhasil mengumpulkan informasi lapangan, data akurat dari berbagai tim siluman, tim kelelawar dan ada foto-foto hasil jepretan undercover yang tak diketahu, maka ketika muncul jadi berita.

Jangankan pemilik hiburan saja yang sewot dengan berita yang muncul. Mereka yang berkepentingan di situ merasa terganggu dan itu muncul menyampaikan secara lisan dan tulisan di whatsapp. Di whatsapp ada yang bilang setuju, adapula yang sinis.(as/detakindonesia)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.