Mahasiswi cantik yang di jajakan DN ,Pernah Ikut Kontes Kecantikan

b3bbf46143c7e57d4fa010hrr-38294-thumb
Foto:ilustrasi

Celahkotanews.com || PEKANBARU – Dari pemeriksaan polisi terhadap sang muncikari DN (24), terungkap fakta mengejutkan. Pada umumnya perempuan-perempuan muda yang ditawarkan DN dari kalangan mahasiswa di Pekanbaru.
Bahkan menurut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Bimo Arianto, beberapa dari mereka cukup familiar atau dikenal karena pernah mengikuti berbagai kontes kecantikan.

Untuk memastikan apakah seluruh kontak yang ada di dalam ponsel DN merupakan ‘anak-anak asuhnya’, polisi masih terus menelusurinya. “Kita akan periksa kontak-kontak yang ada didalam ponsel tersangka, ” ujar Bimo.

DN mengakuperempuan-perempuan itu ia rekrut saat bertemu di tempat karaoke dan hiburan malam. Dari sekadar berkenalan, DN selanjutnya menawari mereka ‘pekerjaan’ sebagai penjaja seks.
“Kita dapati puluhan hingga mencapai seratusan kontak BBM yang diduga anak asuh DN,” terang AKP Bimo.

Dari keterangan DN, di antara perempuan muda yang ia rekrut tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Pekanbaru.
Mereka terjerumus ke dunia prostutusi dengan alasan membutuhkan uang untuk perkuliahan. ” Namun keterangan tersebut masih akan kita dalami lagi,” ujar AKP Bimo.

Tersangka DN, sang muncikari, mengakui perbuatanya menjalankan bisnis prostistusi secara online. Menjajakan perempuan-perempuan lewat BlackBerry Messenger (BBM) serta media sosial lainnya.

Ia merekrut mereka di tempat hiburan malam dan karaoke. Awalnya berkenalan, saling tukar nomor pin BlackBerry, sampai akhirnya ditawarkan ikut bisnis prostitusi.
“Mereka butuh uang, minta diajak (terjun ke bisnis prostitusi), ” ujar DN pelan saat ekspos di Mapolresta Pekanbaru, Senin (5/10).

Ia membenarkan jumlah anak asuhnya bisa mencapai 50-an lebih. Mereka banyak yang mengaku mahasiswa. “Ada yang mengaku tidak kuliah tapi nyatanya mahasiswa, dan sebaliknya,” kata dia.
Kata DN, ia tak menelusuri lebih jauh latar belakang perempuan-perempuan muda yang ia tawarkan. “Ngakunya mahasiswa. Saya tahu itu saja,” ujarnya.

DN menyebut tarif ‘anak asuhnya’ Rp 2,5 juta hingga Rp 8 juta. Tarif semahal itu untuk sekali kencan. Pada umumnya pelanggan adalah pengusaha.
Ditanya apakah ada pelanggan dari kalangan berduit lainnya seperti pejabat, AKP Bimo masih enggan membukanya. Ia khawatir nanti terjadi fitnah.

“Nantilah kita masih memastikan lewat penyidikan,” terangnya. Bisa lebih banyak, tergantung transaksi anak asuhnya dengan pelanggan. “Biasanya mereka transaksi sendiri,” terangnya.

Untuk bisnisnya itu, setidaknya DN bisa meraup Rp 8 juta per bulan. Itu imbalan atau fee atas jasanya menghubungan perempuan-perempuan itu dengan para pelanggan. “Ya, relatif, kadang Rp 5 juta, kadang sampai Rp 8 juta, ” imbuhnya.

Ditanya soal pelanggannya, DN lebih banyak menjawab tidak tahu. Namun diakuinya banyak dari kalangan pengusaha. “Saya tidak tahu apakah dia pejabat. Saya hanya tahu mereka pengusaha, ” ungkap DN, yang terlihat menangis.

Pria 24 tahun itu menjalankan bisnisnya sejak Desember 2013 silam, setelah melihat-lihat aktifitas dunia malam. “Saya awalnya hanya melihat-lihat saja. Selanjutnya saya putuskan untuk berbisnis jasa (seks) tersebut,” paparnya.

Sebagaimana diketahui, Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru mengungkap praktek prostitusi online, dengan menangkap seorang muncikari serta dua perempuan muda dan pelanggannya di sebuah hotel berbintang akhir pekan lalu.

Sang muncikari, berinisial DN (24), menawarkan perempuan-perempuan muda ke pria hidung belang melalui BlackBerry Messenger (BBM).
Ketika ditangkap, seorang ‘anak asuh’ DN baru saja memberikan layanan seks kepada seorang pria berinisial HN di kamar hotel. Si pelanggan juga turut digelandang polisi ke Mapolresta Pekanbaru.

“Tersangka (DN) mengaku telah menjalani bisnis ini sejak dua tahun terakhir,” ujar Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol. Aries Syarief Hidayat di sela-sela ekspos tersangka dan barang bukti di halaman Markas Polresta Pekanbaru, Jl Ahmad Yani, Senin (5/10/2015).

DN bisa disebut muncikari kelas kakap karena memiliki seratusan perempuan muda untuk ditawarkan ke pria hidung belang. Rata-rata berusia 20 tahun, tersebar di wilayah Pekanbaru dan beberapa di luar Pekanbaru.
“Sejauh ini tersangkanya baru satu orang dengan inisial DN. Kami terus melakukan pengembangan kasus, ” terang Kapolresta Pekanbaru.(ckn)

Komentar ditutup.