
Celahkotanews.com – Dumai memang cukup dikenal sebagai kota Industuri. Bahkan perusahaan CPO raksasa baik skala nasional maupun internasional beroperasi di Kota Dumai. Hal itu yang membuat pemerintah pusat melalui kementerian perindustrian RI menetapkan Dumai sebagai daerah Palm Oil Green Economic Zone. Bahkan untuk memastikan Dumai layak sebagai tempat Palm Oil Green Economic Zone, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto langsung berkunjung ke Dumai.
Kedatangan anak buah Presiden Jokowi ini menggunakan pesawat jet pribadi.Menteri bersama rombongan tiba di Dumai, Kamis (3/11) pagi kemarin di Bandara Pinang Kampai Kota Dumai. Di bandara Sang menteri sudah ditunggu Walikota Dumai, Zulkifli As,Wakil Walikota Dumai, Eko Soeharjo dan beberapa pejabat beserta unsur Muspida lainnya.
Dengan baju warna cream dan celana kain panjang hitam, menteri berjalan di dampingi Wako Dumai menuju ruang VVIP Bandara Pinang Kampai Dumai. Disana mereka dan beberapa pejabat lainya sempat berbincang sambil menunggu kedatangan Gubernur Riau, Arsyad Julaindirahmann, Kapolda Riau Brigjen Pol Zulkarnaen dan Plt Wako Pekanbaru, Edwar Sanger. Baru berbincang beberapa menit. Rombongan gubri tiba menggunakan pesawat jenis heli.
Setelah orang nomor satu di Riau itu tiba. Rombongan kemudian memasuki bus pariwisata yang telah disiapkan. Menuju kawasan Industri Dumai Pelintung milik PT Wilmar, untuk melihat langsung kesiapan tempat yang akan dijadikan Palm Oil Economic Zone tersebut.
Sekitar 20 menit perjalanan dari bandara Pinang Kampai, akhirnya rombongan tiba ke kawasan Industri Dumai Pelintung. Rombongan dibawa keliling dan melihat pelabuhan yang ada di kawasan tersebut. Namun sayangnya rombongan tidak turun dari mobil saat sampai ke pelabuhan. Mereka baru di laboratorium milik Wilmar untuk melihat bagaimana proses pembuatan CPO.
Memang kunjungan tersebut tidak lama, bahkan menteri kabinet kerja itu hanya berada di kota Dumai lebih kurang 2,5 jam. Pada pukul 12.30 Wib, sang menteri sudah pulang.
Menteri Perindustrian Ir. Airlangga Hartarto mengatakan untuk program Palm Oil Green Ekonomic Zone ini sebenarnya ada beberapa wilayah yang menjadi kandidat yakni Sungai Mangkei di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kuala Tanjung di Kecamatan Sei Suka, Kabupaten batubara, Provinsi Sumatera Utara. Bontang di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Dan Kawasan Industri Dumai di Kota Dumai, Provinsi Riau.” Dari empat setelah kami evaluasi yang paling siap adalah dumai. Oleh karena itu kami langsung cek lapangan dan melihat langsung. Kawasan dumai, program ini akan diluncurkan pada 2017, dan malaysia juga ada satu lokasi. Dari hasil evaluasi. Dumai ini memenuhi persyaratan. Jadi palm oil gren ecomomic zone,”terangnya.
Dikatakannya,kalau melihat sarana dan prasana sudah memadai, yang perlu ditingkatkan yakni arus komuditi. SementataPelabuhan dumai sudah cukup resperentatif. “Jadi program ini juga merupakan kerjasama antar Indonesia dengan Malaysia bagaimana mengembankan industri kelapa sawit ini,”tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Arsyad Julaindirahman mengatakan pihaknya senang Dumai ditunjukkan sebagai Palm Oil Green Economic Zone, pasalnya Dumai memang memiliki Potensi yang besar untuk perindustrian kepala sawit. Bahkan Dumai juga dikenal sebagai pengekspor CPO terbesar.
“Tentunya dengan ditunjukkan nya Dumai sebagai Palm Oil Economic Zone akan semakin banyak investasi yang masuk, jika invetasi semakin banyak banyak peluang kerja akan semakin besar pula, namun tentunya kita harus. Menyiapkan SDM yang mumpuni, jika tidak kita akan menjadi penonton ditempat sendiri,”tuturnya.
Begitu juga Walikota Dumai, Zulkifli As cukup bangga dumai ditunjuknya dumai sebagai palm oil green zone. Tentunya dengan adanya program tersebut akan banyak peluang tenaga kerja, namun tentunya dumai harus bisa bersaing.
”Dumai paling siap, memang secara anggaran tidak ada bagi dumai, namun program tersebut tentunya membawa multi efek, karena pada hakikat setiap pembangunan yang ada akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat, jika masyarakat sudah sejahtera maka Pemerintah terbantu,”terangnya.
Namun tentunya pihak pemko sendiri tengah menyusun langkah bagaimana agar ekpsor CPO di Dumai ini bisa dijadikan PAD bagi Dumai dan membantu keuangan daerah.”Apa nanti kita buat perda atau seperti apa agar ekpsor CPO yang besar ini Dumai mendapatkan bagian,”tutupnya.
Seperi diketahui, Inisiatif Green Economic Zone tersebut merupakan gerakan untuk mempromosikan nilai tambah dari produksi sawit dan turunnya. Gerakan ini diharapkan dapat mendorong upaya peningkatan nilai tambah industri sawit dalam negeri.
Direktur PT Wilmar, Hendri menyampaikan bahwasanya PT Wilmar telah siap menjadi kawasan Industri sebagai lokasi Palm Oil Green Economic Zone (Pogez) dengan Palm oil Industri berada di dalam satu lokasi (Pogez) maka lingkungan akan lebih terkontrol dalam satu managemen sehingga diharapkan dukungan pemerintah untuk akselerasi pertumbuhan Kota Dumai.(ckn)
Editor : ckn
Penulis : Bolki
Komentar ditutup.