
CelahkotaNEWS.com || DUMAI Detik waktu terus berjalan berhias gelap dan terang suka dan duka tangis dan tawa tergores bagai lukisan.
Seribu mimpi berjuta sepi,hadir bagai teman sejati,di antara lelahnya jiwa,dalam resah dan air mata,kupersembahkan kepadaMu,yang terindah dalam hidup.
Sepenggal deretan lagu yang dilantunkan opick ini dapat mengambarkan kita dari hiruk pikuk seribu mimpi dan berjuta harapan yang di harapkan pada kota ini,mungkin hampir sebagain besar dan hampir pula di berbagai sudut kota ini banyak di antara masyarakat yang telah meraungkan dan meminta perbaikan infrastruktur terutama jalan-jalan sebagai mobilitas untuk mengangkat hasil pertanian sebut saja di salah satu jalan yang berada di kelurahan basilam baru dan kelurahan batu teritib Kecamatan Sungai sembilan Kota Dumai.
Setetas harapan dah secerca asa dengan suara lantang masyarakat meminta,tapi siapakah yang mendengar permintaan mereka,siapa yang menyuarakan hak mereka..?
Dan mereka harus berkata,meratap pada siapa..? Mereka hanya petani -petani yang berangkat pagi pulang sore,bertemankan ilalang dengan teriknya matahari.
Hanya satu mereka meminta kepada Pemerintah Kota Dumai ini baik Exsekutif maupun legislatif untuk dapat memperbaiki jalan-jalan mereka,seperti layaknya jalan mereka tanpa debu,tanpa lumpur,dan jalan tanpa harus melewati sebuah rintangan lumpur ketika musin hujan tiba dan debu yang berterbangan ketika kemarau datang.
Selain itu juga mereka juga miminta Lihatlah mereka dari hati nurani,Jangan lihat mereka dari pandangan sebelah mata karena mereka hanya petani biasa.
Mereka hanya petani yang hanya bisa berharap dan terus berharap akan sebuah perubahan dan sama sama dapat merasakan pembangunan.
Infrastruktur pertanian masih menjadi kendala dan penyebab ketertinggalan pertanian Indonesia sampai sekarang. Hal terebut dapat dilihat dari sejumlah infrastruktur pertanian yang kurang memadai dalam mendukung peningkatan hasil pertanian, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dalam hal distribusi infrastruktur pertanian juga masih mengalami kendala.
Selain masyarakat umum hampir sebagian besar warga di basilam baru dan batu teritib ini hidup sebagai petani,keluhan mereka tak lain berbaikatan tentang infrastruktur jalan yang ada.
Para petani didorong untuk dapat memproduksi hasil yang tinggi namun infrastruktur yang masih kurang. Salah satunya adalah rusaknya jalan atau belum terbangunya jalan yang menjadikan kegiatan bertani menjadi tersendat. Padahal jalan ini menjadi kebutuhan utama bagi petani untuk memasarkan hasil pertaniannya.
Hal tersebut menyebabkan petani menjadi sulit mendapat keuntungan yang seharusnya dan menjadikan kehidupan mereka kurang sejahtera.(ckn)
Penulis : Khairuliwan
Sumber dan Referensi : Berbagai
Komentar ditutup.