PEKANBARU,CELAHKOTANEWS – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Riau mengakui daya tampung SMA/SMK di Riau masih minim atau belum sebanding dengan jumlah lulusan SMP. Buktinya, dari sekitar 100 ribu lulusan SMP setiap tahunnya yang tertampung baru sekitar 80 ribu siswa.
Demikian disampaikan Kepala Disdikbud Riau, Kamsol, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Sri Petri Haryanti, usai membuka acara Sosialisasi PKLK di Pekanbaru, awal pekan ini.
“Dengan angka itu tejadi kekurangan daya tampung SMA/SMK di Riau sebanyak 20 ribu siswa,” katanya.
Menurutnya, kondisi tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi Disdikbud Riau untuk mengantisipasi persoalan tersebut. Kondisi tersebut juga mempengaruhi Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah (Dikmen) di Riau yang saat ini baru 69 persen.
“Sementara target Riau pada tahun 2018 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus 90 persen dan target nasional 97 persen pada tahun 2020,” ujar Kamsol.
Untuk mencapai target itu, terang Kamsol, berbagai program terus dilakukan Disdikbud Riau, seperti membuat sekolah terbuka, melakukan pertukaran guru, membuka kelas jauh dan lainnya. Selain itu, pihaknya terus melakukan sinergi dengan kabupaten/kota se-Riau.
“Kita akui untuk mencapai target APK Dikmen pada tahun 2018 ini cukup berat, karena waktu hanya tertinggal tiga tahun lagi. Meski begitu, kita berupaya mendekati target tersebut, melalui berbagai program dan koordinasi dengan kabupaten/kota,” paparnya lagi.
Kamsol menambahkan, salah satu penyebab daya tampung tersebut tak terpenuhi disebabkan tingginya migrasi masyarakat luar masuk ke Riau. “Sebenarnya, tidak ada alasan siswa putus sekolah ketika peralihan dari SMP ke SMA, termasuk masyarakat migrasi. Karena bila mereka sudah tinggal di Riau, itu sudah menjadi tanggungjawab pemerintah daerah ini,” katanya.
3 komentar