1,5 Juta Jamaah Salat Jumat di Masjidil Haram

1009-jumatmkh
Suasana di kompleks Masjidil Haram pada pelaksanaan salat Jumat kemarin, dipadati 1,5 juta jamaah. Hari ini jamaah mulai bergerak menuju Arafah untuk memulai wukuf besok.

CELAHKOTANEWS.COM||MAKKAH – Sekitar 1,5 juta jamaah haji menunaikan salat Jumat di Masjidil Haram, Makkah kemarin. Jumlah jamaah yang membludak dengan pakaian serba putih membuat pemandangan di sekitar Kakbah mirip hamparan yang bertabur salju. Sebagian jamaah harus rela kebagian tempat jauh di luar masjid, karena memang jumlahnya luar biasa.

Ini dapat dipahami karena saat ini seluruh jamaah calon haji sudah berkumpul di kota Makkah karena hari ini sudah mulai beranjak menuju Padang Arafah untuk melaksanakan puncak ibadah haji yakni Wukuf, yang akan dilangsungkan Ahad besok.

Imam dan khatib yang bertugas di Masjidil Haram kemarin, Sheikh Faisal Ghazzawi, dalam khutbah Jumat nya mengatakan bahwa memanfaatkan musim haji untuk menyelesaikan perhitungan politik, menyebarkan kebencian sektarian dan slogan-teriakan di tempat suci adalah di antara bentuk-bentuk terburuk dari kemurtadan.

Sheikh Ghazzawi mengingatkan jamaah agar tidak terjebak pada hal-hal yang sebenarnya justru akan merusak dan menodai ibadah haji itu sendiri. Khatib juga meminta jamaah untuk fokus beribadah, tidak melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan terganggunya keamanan negara, membangkitkan rasa takut dan kecemasan di antara warga dan penduduk, menciptakan kekacauan dan mempengaruhi ketenangan spiritual.

“Seorang Muslim tidak boleh melanggar kesucian sesama Muslim. Nabi (saw) telah memperingatkan untuk tidak meneror sesama orang beriman, “katanya.

“Ini adalah tugas kita untuk mengikuti Nabi (saw) dalam semua perbuatan kita, dan ini termasuk haji,” kata Sheikh Ghazzawi.

“Dalam semua tindakan ibadah kita, termasuk haji, kita harus berlatih Tauhid. Kita harus menghindari Riya dan sum’ah (kesombongan), “kata imam itu.

Dia juga menjelaskan rangkaian ritual haji dari 8 Dzulhijjah (Sabtu) sampai akhir hari Tasrik.

Helikopter terbang rendah memantau kondisi di sekitar Masjidil Haram dan jalan-jalan utama kota Makkah, yang akses untuk kendaraan ditutup guna memudahkan akses bagi ratusan ribu pejalan kaki.

Dengan suhu 43 derajat Celcius, banyak jamaah yang membawa air dan mencoba untuk membantu satu sama lain. Kran yang menyediakan air siap diminum sudah disiapkan untuk jamaah yang haus.

Di depan semua pintu masuk Masjidil Haram, polisi terlihat memerhatikan dan mengawasi pergerakan jamaah.

Para jamaah mengungkapkan kegembiraan dan kebahagiaan dapat berada di dekat Masjidil Haram.

Coulibaly, 49, dari Pantai Gading, berkata, “Sejak tiba di bandara kami telah dilayani dan diawasi secara baik. Jadi saya merasa nyaman dan benar-benar dapat fokus beribadah dan berdoa. ”

“Saya merasa tidak takut sama sekali,” kata Adil Abdulrahman, jamaah asal Inggris yang yakin bahwa pihak berwenang telah mencoba untuk membuat orang beriman merasa aman.

Pemerintah Saudi telah mulai melengkapi jamaah dengan gelang identifikasi. Setiap gelang membawa bar code yang dapat dibaca oleh smartphone. Hal ini menunjukkan identitas jamaah, asal negaranya, tempat penginapan, serta informasi lainnya.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Issa Rawas kepada AFP mengatakan: “Tujuannya adalah untuk melengkapi semua identitas jamaah dari luar negeri, yang berjumlah lebih dari 1,4 juta, katanya.(saudi gazette/zar)

Komentar ditutup.